By Algooth Putranto
“Menurut sejarah, kabarnya Pancasila disusun oleh seorang anak Indigo yaitu Mpu Prapanca yang menulis Nagarakartagama.” Itulah yang dipercaya KH Amiruddin Syah dari Institut Kajian Tasawuf Az Zukhruf, Jakarta.
Dalam magnum opus abad 14 karya pendeta sekaligus jurnalis Kerajaan Majapahit itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika yang kemudian disempurnakan oleh Mpu Tantular. Bhinneka Tunggal Ika kemudian dipahami sebagai budaya yang berbeda-beda namun tujuannya adalah satu dan agama yang berbeda juga bertujuan satu yakni Allah dan Kehidupan yang baik.
Namun generasi atau anak Indigo? Apaan sih?
Generasi Indigo, menurut Ketua Umum Komunitas dan Pusat Studi Indigo Indonesia (KPSII) Rossini Larasati, diyakini sebagai orang yang memiliki kemampuan kecerdasan spritual sejak lahir yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Kemampuan orang atau anak Indigo, menurut Rossini, tidak hanya terletak pada rata-rata IQ-nya, tetapi juga karena generasi ini memiliki indera keenam, yang menjadikan kelompok ini istimewa.
“Menurut sejarah, kabarnya Pancasila disusun oleh seorang anak Indigo yaitu Mpu Prapanca yang menulis Nagarakartagama.” Itulah yang dipercaya KH Amiruddin Syah dari Institut Kajian Tasawuf Az Zukhruf, Jakarta.
Dalam magnum opus abad 14 karya pendeta sekaligus jurnalis Kerajaan Majapahit itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika yang kemudian disempurnakan oleh Mpu Tantular. Bhinneka Tunggal Ika kemudian dipahami sebagai budaya yang berbeda-beda namun tujuannya adalah satu dan agama yang berbeda juga bertujuan satu yakni Allah dan Kehidupan yang baik.
Namun generasi atau anak Indigo? Apaan sih?
Generasi Indigo, menurut Ketua Umum Komunitas dan Pusat Studi Indigo Indonesia (KPSII) Rossini Larasati, diyakini sebagai orang yang memiliki kemampuan kecerdasan spritual sejak lahir yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Kemampuan orang atau anak Indigo, menurut Rossini, tidak hanya terletak pada rata-rata IQ-nya, tetapi juga karena generasi ini memiliki indera keenam, yang menjadikan kelompok ini istimewa.
Kenapa istimewa karena menurut Amiruddin Syah, ciri tambahan dari anak indigo adalah memiliki energi yang berlebih dan sensor spektrum penglihatan di atas rata-rata anak normal. Indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi warna biru dengan ungu. Warna-warna tersebut diidentifikasi lewat cakra di tubuh. Posisi cakra indigo ada di kening atau di tengah cakra leher berwarna biru dan cakra puncak kepala yang berwarna ungu. Cakra biru adalah spektrum bagi penalaran atau berpikir. Sementara nila yang memiliki panjang gelombang di atas biru merupakan cakra spiritual.
Karena memiliki cakra indigo, bisa dipastikan anak-anak indigo adalah sosok yang cerdas, kreatif dan umumnya memiliki kemampuan spiritual tinggi sehingga mereka kebanyakan bisa melihat sesuatu yang belum terjadi atau masa lalu. Beberapa mampu melihat makhluk atau materi-materi halus yang tidak tertangkap oleh indra penglihatan biasa yang biasa disebut kemampuan extra-sensory perception (ESP) alias indra keenam.
Maksudnya? Hollywood menceritakan kisah anak indigo dalam The Sixth Sense ada juga yang berbau superhero seperti Hellboy. Sementara di layar kaca, Anda tentu akrab dengan serial The X-Files dengan pemeran utamanya Gillian Anderson dan David Duchovny.
Ketempelan jin
Bagaimana Indonesia? Jelas banyak. Sayang kisah luar biasa indigo justru cenderung dibumbui pandangan klenik. Akibatnya banyak orangtua di Indonesia yang malah salah duga dan salah mendidik.
Orang tua di Indonesia justru ketakutan dan membawa anak indigo mereka kepada paranormal untuk dijampi-jampi. Maklum anak indigo kerap berperilaku abnormal.
Misalnya bertepuk tangan sendirian atau ngobrol sendiri sembari “mojok” dalam ruangan. Suatu tindakan yang cenderung membuat orangtua berpikir anaknya ketempelan jin.
Pada sisi lain ada pula indigo yang menampilkan kecerdasan spiritualitas mereka melalui ucapan atau tindakan cerdas dan bijaksana pada usia yang relatif muda yang setara atau bahkan melebih orang dewasa seperti kemampuan banyak bahasa.
“Karena tidak terpahami, komunitas indigo mendapat tentangan dari masyarakat yang tidak memahami indigo,” ujar Rossini yang juga menjadi konsultan dari generasi indigo. Sedangkan Amiruddin Syah yang memimpin Institut Tasawuf lebih memberikan pendekatan tasawuf terkait dengan spiritualitas adalah mencari Allah dengan peralatan atau sarana yang telah Allah berikan kepada manusia.
Institut Tasawuf selain mengarahkan anak indigo juga mendidik orangtua yang memiliki anak indigo agar kemampuan anak indigo tak luntur. Melihat potensi yang besar ini Rossini Larasati bersama beberapa orang tua yang peduli pada anak-anak indigo membentuk Komunitas dan Pusat Studi Indigo Indonesia (KPSII) akhir pekan lalu dengan mengambil gelaran puncak Sarasehan Kebudayaan Indigo untuk Indonesia.
Tujuannya agar individu pemilik kecerdasan spritual super tersebut bisa memberikan manfaat yang baik bagi negara, bangsa dan budaya Indonesia.
“Jika kemampuan komunitas indigo ini dapat diakomodir dan dikembangkan dengan baik tentu akan memberi manfaat yang baik bagi negara, bangsa dan budaya Indonesia,” ujarnya. Maklum karena ketidaktahuan atau pemahaman indigo, masyarakat ataupun orangtua dari anak indigo sering memandang anak indigo sebagai anak yang membutuhkan pendampingan khusus. Pemahaman bisa terjadi atau berkembang jika komunitas indigo yang terbentuk bisa membantu generasi indigo untuk tumbuh berkembang sesuai dengan pola-pola pendidikan yang seharusnya diterima.
Dengan adanya lembaga KPSII, spiritualitas bangsa Indonesia bisa terbangun dengan peran serta dari kelompok indigo yang memang sejak lahir memiliki kepekaan spiritualitas yang tinggi. Uniknya karena sejak awal mengurus hal-hal kemampuan kasat mata dan tak terukur secara kualitatif sejak awal KPSII cenderung bergerak sebagai kelompok diskusi, konseling atau pendampingan bagi indigo muda dan orangtua yang anaknya terlahir sebagai indigo dan sekaligus penyebaran informasi dan konsultasi.
Namun andai pemerintah tanggap, seharusnya ada perhatian lebih pada generasi indigo karena memiliki kemampuan menjadi agen perubahan sosial.
Pasalnya menurut ramalan, komunitas ini akan memadati Jawa dan diperkirakan untuk dua tahun ke depan bakal terkumpul 5797 powerful indigo. Artinya dua tahun lagi akan ada perubahan penting yang menggegerkan Indonesia. Gawat!
Sumber : http://pamekas.com/?p=11