Siapa yang tidak takjub melihat atraksi di mana para pemain debus berdemonstrasi kebal dicambuk, tubuh tidak tertusuk duri salak ketika mereka berguling di atas hamparan duri salak, perut dimartil dengan al-madad, mengunyah beling dan silet, tubuh kebal bacokan dan sayatan. Bahkan terkadang bisa membuat orang yang menontonnya menjadi jantungan sebab mengerikannya atraksi-atraksi tersebut.
Agar tidak penasaran, mereka bisa melakukan atraksi mengerikan itu ? Marilah kita bongkar rahasianya :
Agar tidak penasaran, mereka bisa melakukan atraksi mengerikan itu ? Marilah kita bongkar rahasianya :
a. Kebal Pukulan Cambuk
Beberapa group kesenian tradisional debus atau kuda lumping sering memperagakan kekebalan tubuhnya terhadap sebetan cambuk. Benarkah hal itu karena kekebalan tubuh atau karena teknis memukulnya ?
Beberapa group kesenian tradisional debus atau kuda lumping sering memperagakan kekebalan tubuhnya terhadap sebetan cambuk. Benarkah hal itu karena kekebalan tubuh atau karena teknis memukulnya ?
Jawabnya tentu hanya trik saja. Tekhniknya sebenarnya adalah bagaimana cara pemain debus dalam mencambuk seseorang. Pemukul harus berupaya untuk tidak memukul dengan ujung cambuk. Tetapi harus menggunakan teknis “pukul putar” yang artinya, ketika memukul harus menggunakan bagian tengah cambuk, sehingga memberikan efek ujung cambuk melingkari bagian yang terkena. Dengan demikian maka rasa sakit akan berkurang, karena yang menimbulkan sakit dari pukulan cambuk berasal dari ujung cambuknya dan bukan dari bagian tengah cambuk. Tehnik “pukul putar” selain akan menghindarkan dari rasa sakit juga akan menimbulkan efek suara ledakan cambuk.
Selain itu ada juga tehnik lain yaitu dengan menggunakan pelindung dari bahan kulit kambing atau kulit kerbau yang dipakai melingkar pada bagian dalam tubuh.
Pelindung tersebut mempunyai fungsi ganda. Selain kulit tidak merasakan sakit, benturan ujung cambuk dengan pelindung tersebut akan menimbulkan suara yang keras.
Tetapi untuk penggunaan pelindung kulit binatang tersebut haruslah rapi dan hati-hati. Cara mengikat pada tubuh harus benar-benar kuat.
Setelah itu pemain debus mengupayakan menutupnya dengan kaos dalam, baru setelah itu pemain debus mengenakan baju atau kaos yang resmi. Fungsi kaos tersebut adalah untuk mengelabui penonton, sebab tanpa adanya kaos dalam maka penonton akan curiga.
Jika pemain debus kesulitan mendapatkan pelindung dari kulit, mereka biasanya menggunakan karton tebal. Sedangkan para pemain kuda lumping umumnya menggunakan pelindung dari bengkung atau ikat pinggang wanita yang melingkari perut secara berangkap-rangkap[1].
b. Bergulir pada Hamparan Duri Salak.
Bagaimana kita tidak terheran-heran jika melihat atraksi kekebalan berguling pada hamparan duri salak yang terlihat tajam. Untuk bisa mendapatkan kekebalan itu dikatakan oleh pemain debus haruslah belajar ilmu ghaib yang sangat berat. Sesungguhnya atraksi yang mereka lakukan itu hanyalah sebuah trik.
Bagaimana kita tidak terheran-heran jika melihat atraksi kekebalan berguling pada hamparan duri salak yang terlihat tajam. Untuk bisa mendapatkan kekebalan itu dikatakan oleh pemain debus haruslah belajar ilmu ghaib yang sangat berat. Sesungguhnya atraksi yang mereka lakukan itu hanyalah sebuah trik.
Mengapa para pemain debus itu selalu menggunakan duri salak ? Rahasianya karena duri salak walau tajam dan panjang, namun memiliki kelenturan yang sangat elastis sehingga ketika tertimpa oleh tubuh maka durinya akan rebah sehingga tidak menusuk kulit, apalagi kulit manusia sampai tekanan tertentu memiliki kekenyalan dan elastisitas yang tinggi. Setiap orang asal berani mencoba yakinlah tidak akan terjadi apa-apa, kecuali kulit orang tersebut akan sedikit memerah dan jikapun sampai lecet hanya akan mengenai kulit ari dan tidak pernah ada insiden duri salak akan masuk ke dalam tubuh pemain debus sebab mereka tahu tehniknya.[2].
Percayalah! Banyak pemain debus yang telah berani mencoba, mereka semua selamat. Tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan seperti duri salak tersebut akan menembus tubuh mereka, kecuali hanya akan meninggalkan sedikit ruam merah pada kulit mereka seperti yang terlihat pada gambar di samping
Percayalah! Banyak pemain debus yang telah berani mencoba, mereka semua selamat. Tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan seperti duri salak tersebut akan menembus tubuh mereka, kecuali hanya akan meninggalkan sedikit ruam merah pada kulit mereka seperti yang terlihat pada gambar di samping
c. Perut dimartil dengan Almadad
Tentunya Anda sering menyaksikan pada layar televisi atau bahkan melihat secara langsung peragaan dari pemain debus yang memegang Almadad, lalu ditusukkan di perutnya dengan cara dipukul dengan palu godam.
Permainan ini mempunyai rahasia, yaitu almadad tersebut harus dipegang dengan kedua tangan. Tujuan dari pegangan tersebut selain untuk memeganginya juga sekaligus menahan sentakan atau tekanan dari pukulan palu godam.
Dengan demikian maka ujung besi yang kelihatannya lancip tersebut hanya sedikit menempel pada perut. Sehingga kemungkinan menjadi luka amatlah kecil. Apalagi pada saat pemain debus lain memukul dengan palu godam, pemain debus yang memegang almadad juga memegang dengan erat almadad tersebut.
Selain menggunakan cara menahan laju lancipan besi almadad dengan kedua tangan, ada juga yang menggunakan sabuk khusus. Sabuk tersebut terbuat dari kulit binatang yang dirangkap. Dan untuk hal ini cara mendemonstrasikannya, kulit binatang yang melilit diperut tidak boleh kelihatan dan harus tertutup baju.
Tehniknya adalah :
1. Pemain debus memegang almadad [3] tersebut dengan kedua tangan pada ujung lancipan dan pada tengah besi almadad.
2. Posisi kuda-kuda dari yang menerima pukulan adalah kuda-kuda depan
3. Badan agak sedikit membungkuk ke depan.
Ketiga posisi di atas sangat membantu pemain debus dalam menahan benturan palu godam[4].
d. Mengunyah Beling dan Silet
Siapa yang tidak menggeleng-gelengkan kepala ketika para pemain debus dengan tenangnya mengunyah beling dan silet lalu ditelannya. Namun semua itu ada tehnik yang bisa kita pelajari. Berikut ini penjelasan rahasianya :
· Mengunyah Beling
Demonstrasi mengunyah dan memakan semprong lampu ini banyak dilakukan para pemain kuda lumping dan para pemain debus. Pada atraksi ini sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa saja tidak perlu harus belajar ilmu ghaib yang aneh-aneh.
Tehnik memakan beling ini biasanya pemain debus atau kuda lumping memilih beling yang tipis dan rapuh seperti semprong lampu atau lampu neon yang terbuat dari stum yang memang jika pecah tidak tajam dan tidak membahayakan jika tertelan. Sebelum memakan beling pemain debus harus makan makanan yang lengket seperti pisang atau ketan. Fungsi makanan tersebut akan mengamankan dan lebih melindungi usus dari kemungkinan adanya sisa-sisa beling yang tidak bisa dicerna. Untuk lebih amannya sebelum dan sesudah atraksi makan beling tersebut para pemain debus makan makanan yang lengket. Kita tidak perlu menggolongkan ketrampilan memakan beling sebagai permainan mistik dan magis, sebab sebagian besar orang pasti bisa melakukannya asal tahu tehniknya dan berani.
Kunci atraksi makan beling adalah :
Tidak boleh ada gigi yang berlubang.
Pilih jenis beling yang paling tipis dan paling rapuh seperti semprong lampu atau lampu neon.
Beling (semprong lampu atau lampu neon) harus dikunyah sampai benar-benar halus barulah ditelan.
Dalam mengunyah jangan ragu-ragu tetapi harus mantap dan tempatkan beling tersebut selalu diantara gigi[5].
· Mengunyah silet
Satu lagi jenis permainan mengunyah yang lebih spektakuler adalah mengunyah silet. Namun rahasia permainannya juga tak jauh beda dengan cara mengunyah beling. Untuk melakukan atraksi ini seseorang jangan memilih jenis silet yang liat seperti merk Goal tetapi pilihlah yang bermerk Tiger yang lebih rapuh dan mudah patah.
Ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk membuat permainan ini lebih terkesan spektakuler, yaitu sebelum silet dikunyah dibuat untuk memotong-motong kertas terlebih dahulu.
Tehnik pelaksanaannya adalah hilangkan terlebih dahulu ketajaman silet dengan cara menggosokkannya pada benda-benda keras seperti besi, batu dan sebagainya. Lalu biarkan sebagian kecil ujung dari salah satu sudut silet itu tajam, dan bagian itu nantinya akan digunakan untuk memotong-motong kertas. Penonton tak akan mengetahui trik tersebut kerena mereka menganggap bahwa seluruh bagian silet memiliki ketajaman semuanya.
Ketika atraksi makan silet berlangsung seorang pemain debus harus tetap memegang ujung dari sudut silet yang masih tajam tersebut dan ujung silet tersebut dipatahkan dengan digigit lalu disembunyikan pada sela-sela jari jemari[6].
e. Tubuh Kebal Bacokan dan Sayatan
Siapa yang tak heran dan takjub ketika melihat atraksi para pemain debus yang membacok dan menyayat-nyayat tubuh dengan golok bahkan ada juga atraksi kebal dengan sayatan silet yang tajam. Namun semua demonstrasi itu bisa dipelajari dan ada tehniknya. Berikut ini penjelasan rahasianya:
· Membacok Tubuh dengan Golok
Pada atraksi debus kita dapat melihat adanya pemain debus yang membacok-bacokkan golok ke berbagai bagian tubuhnya, namun mereka sama sekali tidak terlihat kesakitan dan kulit mereka sama sekali tidak terluka. Sesungguhnya atraksi ini hanyalah trik belaka dan siapapun juga bisa melakukannya jika sudah tahu tehniknya.
Caranya adalah dengan mempersiapkan golok yang tidak terlampau tajam. Golok yang tidak terlalu tajam, jika dibacokkan pada daging tidak akan membuat daging terluka. Pilihlah anggota badan yang banyak dagingnya seperti dada, perut, leher, lengan paha dan punggung. Jangan mengenai anggota badan yang bertulang seperti kepala, tulang kering sebab dengan sedikit benturan dengan benda tidak tajam sekalipun bisa menimbulkan luka lebam.
Selain itu membacoknya juga dengan teknik : ketika bacokan mengenai lengan, ikuti gerakan golok seolah lengan pemain debus terdorong oleh kerasnya sabetan golok. Padahal yang terjadi adalah pemain debus itu mengikuti gerakan golok agar benturan itu dapat diminimalisir. Selain trik di atas, seorang pemain debus biasanya ber-acting untuk mendramatisir atraksi mereka.
Jika ada yang bertanya atau mengkritisi ”Jika benar golok pemain debus itu tidak terlampau tajam, mengapa pelepah kelapa dan leher ayam bisa putus dalam sekali tebas? Penjelasannya adalah pelepah kelapa dan leher ayam bisa putus dengan sekali tebas karena mereka tidak mengikuti gerakan golok ketika dibacok, jadi benturan diterima 100%. Selain itu pelepah kelapa dan leher ayam memang mudah terkoyak karena strukturnya tidak padat seperti kayu jati ataupun kenyal dan elastis seperti bagian perut, paha, dada atau lengan. Dan biasanya sebagaimana penulis lihat di lapangan, ketika para pemain akan membacoknya, ia melafadzkan do’a-do’a khusus sambil mengusap-usap golok sehingga para penonton semakin terhipnotis.
Catatan Khusus :
1. Permain debus melakukan atraksi kebal bacok ini hanya pada bagian tubuh yang banyak dagingnya.
2. Pemain debus biasanya berhati-hati agar tidak menggoreskan golok, sebab meskipun agak tumpul tapi golok bisa melukai jika digoreskan dengan kuat. Biasanya jika pemain debus ingin melakukan atraksi kebal sayatan dengan menyediakan pedang bermata dua. Salah satu dibuat agar tumpul, benar-benar tumpul, atau pemain debus juga bisa menggunakan golok yang bagian depannya tajam tapi belakang tumpul atau sebaliknya.
3. Untuk meyakinkan penonton, pemain debus selalu untuk melakukan “pengujian” senjata sebelum mereka melakukan ujicoba bacok / sayat.
Ada juga variasi yang tak kalah dramatis, yaitu di mana salah satu pemain debus meletakkan buah-buahan seperti pisang, semangka, timun atau sayur-sayuran seperti sayur kol di paha atau bagian tubuh lain seperti perut atau dada. Kemudian pemain debus lain mencacah dengan golok sayuran atau buah-buahan tadi di salah satu bagian tubuh tertentu seperti paha, perut atau dada. Walau pemain debus mencacah dengan begitu banyaknya ternyata tubuh yang jadi dasar tempat meletakkan sayuran atau buah tadi tidak terluka. Bagaimana rahasianya?
Sesungguhnya atraksi ini tergolong sangat ringan, namun juga memiliki resiko yang tinggi jika tidak tahu tehniknya.
1. Permain debus melakukan atraksi kebal bacok ini hanya pada bagian tubuh yang banyak dagingnya.
2. Pemain debus biasanya berhati-hati agar tidak menggoreskan golok, sebab meskipun agak tumpul tapi golok bisa melukai jika digoreskan dengan kuat. Biasanya jika pemain debus ingin melakukan atraksi kebal sayatan dengan menyediakan pedang bermata dua. Salah satu dibuat agar tumpul, benar-benar tumpul, atau pemain debus juga bisa menggunakan golok yang bagian depannya tajam tapi belakang tumpul atau sebaliknya.
3. Untuk meyakinkan penonton, pemain debus selalu untuk melakukan “pengujian” senjata sebelum mereka melakukan ujicoba bacok / sayat.
Ada juga variasi yang tak kalah dramatis, yaitu di mana salah satu pemain debus meletakkan buah-buahan seperti pisang, semangka, timun atau sayur-sayuran seperti sayur kol di paha atau bagian tubuh lain seperti perut atau dada. Kemudian pemain debus lain mencacah dengan golok sayuran atau buah-buahan tadi di salah satu bagian tubuh tertentu seperti paha, perut atau dada. Walau pemain debus mencacah dengan begitu banyaknya ternyata tubuh yang jadi dasar tempat meletakkan sayuran atau buah tadi tidak terluka. Bagaimana rahasianya?
Sesungguhnya atraksi ini tergolong sangat ringan, namun juga memiliki resiko yang tinggi jika tidak tahu tehniknya.
Cara melakukan yang paling aman adalah :
1. Sasaran yang dicacah atau dirajang diletakkan pada bagian perut, karena bagian tersebut tidak memiliki tulang dan sangat kenyal juga elastis sehingga bisa menetralisir sabetan golok.
2. Pemain debus tidak mencacah dengan cara mengiris sebab akibatnya bisa fatal, kecuali bagi mereka yang sudah berpengalaman.
3. Pemain debus mengatur agar daya ayun untuk mencacah buah atau sayur tersebut jangan sampai terlalu keras. Upayakan ayunannya hanya untuk memutuskan sasaran benda di atas perut (atau bagian tubuh lain yang lunak) dan secepatnya diangkat atau jika mengenai perut upayakan jangan terlalu keras.
Dengan memperhatikan aturan-aturan di atas, para pemain debus akan mampu memperagakannya dan ini bukanlah mistik melainkan hanya tehnik belaka.· Menggores atau Mengiris Tubuh dengan Golok
Demonstrasi kekebalan kulit yang mempunyai efek bahaya adalah tehnik goresan. Karena secara alami, gerakan senjata menggores lebih memiliki daya sobek luar biasa pada kulit, karet atau benda-benda yang cukup kenyal dan elastis, dibandingkan dengan cara senjata tersebut diayunkan atau dipukulkan pada benda yang kenyal dan elastis.
2. Pemain debus tidak mencacah dengan cara mengiris sebab akibatnya bisa fatal, kecuali bagi mereka yang sudah berpengalaman.
3. Pemain debus mengatur agar daya ayun untuk mencacah buah atau sayur tersebut jangan sampai terlalu keras. Upayakan ayunannya hanya untuk memutuskan sasaran benda di atas perut (atau bagian tubuh lain yang lunak) dan secepatnya diangkat atau jika mengenai perut upayakan jangan terlalu keras.
Dengan memperhatikan aturan-aturan di atas, para pemain debus akan mampu memperagakannya dan ini bukanlah mistik melainkan hanya tehnik belaka.· Menggores atau Mengiris Tubuh dengan Golok
Demonstrasi kekebalan kulit yang mempunyai efek bahaya adalah tehnik goresan. Karena secara alami, gerakan senjata menggores lebih memiliki daya sobek luar biasa pada kulit, karet atau benda-benda yang cukup kenyal dan elastis, dibandingkan dengan cara senjata tersebut diayunkan atau dipukulkan pada benda yang kenyal dan elastis.
Tetapi kita terkadang melihat adanya atraksi debus yang memperagakan atraksi kekebalan dengan cara menggores tubuh. Namun jika kita sudah tahu tehniknya hal ini bukan barang mustahil bisa dilakukan oleh siapa saja.
Caranya adalah dengan cara menggunakan senjata tajam yang sudah diatur seperti membiarkan bagain-bagian tertentu pada senjata tersebut tumpul dan bagian tertentu lainnya tetap tajam.
Tujuannya agar nanti anda bisa meyakinkan penonton dengan cara menguji ketajaman pada benda-benda seperti batang pisang, pelepah kelapa dan benda lainnya.Dari penjelasan di atas, penonton akan menjadi yakin kerena mereka tidak mengetahui bahwa pada bagian senjata tersebut ada wilayah pedang tajam dan ada pula wilayah pedang tumpul.
Tehnik menggores umumnya dilakukan dengan cara tidak memberikan tekanan yang kuat, sehingga amat masuk akal apabila kulit menjadi aman dari ketajaman senjata walaupun senjata yang digunakan bagi pemain yang profesional dapat memakai senjata yang cukup tajam[7].
· Atraksi Kebal Sayatan Silet
Atraksi kebal sayat silet menggunakan silet yang sudah dimodifikasi. Silet tersebut salah satu sisinya ditumpulkan dengan cara menggosokkannya ke batu. Setelah itu, masukkan lagi ke bungkusnya dengan rapi dan kemudian di-lem merekat seperti baru. Ingat, karena pada umumnya silet yang baru dianggap benda sangat tajam, maka atraksi ini sering berhasil membuat orang terkagum-kagum.
Cara Atraksi Pemain Debus:
1. Pemain debus mengambil silet baru yang sudah dimodifikasi itu.
2. Pemain debus meminta penonton untuk membukanya, agar dia yakin bahwa silet itu masih baru.
3. Ambil silet itu, kemudian gunakanlah untuk mengiris kertas atau koran. Selain membuktikan pada penonton bahwa silet itu tajam, manfaat lain dari langkah ini adalah : Pemain debus bisa mengetahui sisi silet mana yang tajam dan yang tumpul.
4. Setelah pemain debus yakin mengetahui sisi silet yang tumpul, atraksi pun dimulainya.
5. Pertama kali, Pemain debus biasanya mencoba menyayat rambutnya. Mengapa rambut dulu ? Karena jika ternyata pemain debus salah memegang sisi silet, maka tidak terjadi luka yang membahayakan.
6. Setelah berhasil dengan sayat rambut, Pemain debus lalu melakukan sayatan di mana saja. Agar lebih seru, pemain debus juga menyayat penonton. Dengan mengatakan “orang yang saya pegang juga ikut kebal karena aliran energi dari tubuh saya”.
7. Setelah atraksi selesai, Biasanya pemain debus mengamankan silet tersebut.
FOOTNOTE
[1] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 30.
[2] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 32.
[3] Alat pemukul almadad sebenarnya ringan. Tetapi para pemainnya beraksi seakan-akan terasa berat. Biasanya alat itu terbuat dari kayu pule sehingga ringan sekali. Lalu ujung palu al-madad dilapisi semacam seng. Dan martil yang digunakan untuk memulul juga dilapisinya sehingga ketika dipukulkan menimbulkan suara keras yang semakin membuat suasanan yan tegang. Biasanya pemukul akan berteriak, “Al-madad, al-madad….. berkali-kali.
[4] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 60.
[5] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri yang berjudul “Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 64.
[6] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 65.
[7] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 77.